BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 05 Oktober 2011

DÈJÁ-VU

DÈJÁ-VU

Sepertinya saya mulai tertarik dengan “DEJAVU”

“ Dejavu sebuah frasa perancis yang secara harfiah adalah “ pernah lihat” . Fenomena ini disebut dengan istilah paramnesi di bahasa yunani berarti “ sejajar “ memiliki “ ingatan “. Dejavu perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya. Peristiwa ini bisa berupa sebuah tempat yang sedang kita kunjungi, percakapan yang sedang dilakukan dan acara TV yang sedang di tonton.

Menurut saya, Dejavu itu seperti ini “ disaat kita melakukan sesuatu hal, pada saat itu juga timbul pikiran, sepertinya sebelum ini saya sudah melakukannya, entah itu kapan, tetapi rasanya kita sudah pernah melakukan hal tersebut”.

Sebelum saya tau apa itu Dejavu ini, saya sering kali mengalami hal seperti itu dari kecil, dari dulu saya tidak tahu bahwa arti Dejavu itu seperti itu, dulu saya hanya mengalaminya saja tanpa tahu apa artinya seperti apa.

Sampai akhirnya saya cari tahu apa arti yang selama ini saya alami dan akhirnya saya tahu arti Dejavu seperti yang diatas tadi dari seorang teman saya bahwa pengertian Dejavu itu “ disaat kita melakukan sesuatu hal, pada saat itu juga timbul pikiran, sepertinya sebelum ini saya sudah melakukannya, entah itu kapan, tetapi rasanya kita sudah pernah melakukan hal tersebut”.

Dejavu dialami hampir dialami oleh seluruh manusia di bumi ini yaitu sebesar 70% manusia yang mengalaminya

Ada 2 teori yang bisa diterima oleh akal sehat kita, yaitu :

1. Pandangan mata kanan dan mata kiri kita berbeda beberapa detik. Jadi pada saat kita melihat sebuah objek, seperti tempat-tempat wisata, tatapan mata kanan kita melihat objek itu terlihat terlebih dahulu dan sudah diolah oleh otak. Kemudian pandangan mata kiri kita jatuh. Jadi kita merasa kalau objek yang kita lihat itu sudah pernah kita lihat atau terjadi sebelumnya padahal belum pernah terjadi.

2. Karena kita pernah melakukannya namun karena kelemahan otak, kejadian yang sudah pernah kita lakukan telah terhapus datanya di otak kita. Jadi kita sudah melakukannya 2 kali, tetapi kita merasa baru pertama kali melakukannya.

Dan ada 2 teori yang tidak bissa diterima oleh akal sehat kita, yaitu :

1. Reinkarnasi. Ada teori yang bilang bahwa Dejavu terjadi karena kehidupan kita yang sebelumnya telah melakukan hal, lalu kita melakukan hal yang sama persis yang pernah dilakukan oleh kehidupan kita sebelumnya. Jadi kita merasa pernah melakukannta.

2. Dunia Roh. Dalam diri manusia ada 2 bentuk, yaitu : Fisik dan Roh. Yang kita jalani dan kita sadari adalah dunia fisik. Namun didunia fisik terapat perbedaan ruang dan waktu, sedangkan dunia roh tidak terdapat perbedaan ruang dan waktu. Jadi roh kita melakukan banyak hal, dan lebih banyak daripada fisik kita. Saat fisik kita melakukan suatu hal ada kemungkinan hal itu sudah dilakukan oleh roh kita.

Berikut ini adalah percakapan antara 2 orang mengenai hal diatas, ya sebut saya inisial namanya T dan D

T : Kelemahan otak… Bagaimana itu ?? padahal memang benar-benar itu hanya/baru terjadi pertama kalinya melakukan hal seperti itu tetapi sebelumnya sudah pernah melakukan hal itu.

D : iya, kita melakukan suatu hal. Kemudian lupa total mengenai hal itu lalu beberapa tahun kemudian, kita melakukan hal eperti itu lagi. Pasti kita merasa itu pertama kalinya melakukan hal tersebut, padahal sudah pernah dilakukan beberapa tahun yang lalu. Mengerti ??

T : iya mengerti… tapi bukan itu yang saya maksud. Nah, ini kan baru pertama kalinya seperti ini, kita membicarakan tentang Dejavu ini, tiba-tiba mucul pikiran bahwa kita pernah melakukannya (Dejavu). Apa mungkin dulu kita pernah melakukan seperti ini. Padahal ini pertama kalinya kita seperti ini. Bagaimana, tidak kan ?? ini saya belum mengerti.

D : iya, anda merasa tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya ? kalau pernah, mungkin saja sebelumnya kita pernah melakukannya, tetapi kalau anda merasa kalau belum pernah melakukannya, berarti kita belum pernah melakukannya.

T : apa mungkin ini terjadi karena faktor reinkarnasi itu tadi ya ???

D : anda merasa factor terbaik itu factor reinkarnasi itu ya ??

T : iya, memang kenapa ??

D : tidak apa-apa

“ Dejavu “ juga dapat kita alami pada saat di alam mimpi kita. Jadi dialam mimpi kita, kita melakukan sesuatu hal setelah terbangun maka mimpi-mimpi itu hilang begitu saja pada ingatan kita, setelah beberapa lama disaat kita sudah lupa pada ingatan itu yang dialam mimpi kita tiba-tiba suatu saat kita melakukan hal yang pernah kita lakukan pada saat mimpi kita itu sedangkan ingatan mimpi itu sudah hilang atau tidak diingat sedikitpun, jadi, seseolah kita tidak pernah melakukannya lama sekali, Sebelumnya, padahal itu pernah terjadi pada mimpi kita. Dejavu terkadang juga diartikan sebagai Halusinasi. akan tetapi Dejavu sebenarnya bukan halusinasi sesaat, melainkan merupakan sebuah alam bawah sadar kita.

Saat-saat diwaktu tertentu alam bawah sadar berada ditingkat yang istimewa sehingga dapat “Mengintip” masa depan spintas. Dejavu, jika di kaji lebih dalam secara logis adalah kejadian secara kebetulan dan seara tidak sengaja dalam hal yang sama akan tetapi di beda waktu. Dejavu merupakan sebuah kejadian yang sering terjadi kepada semua umat manusia sekitar 70% seperti yang sebelumnya dikatakan, itu semua terjadi karena penggantian sel-sel sistem otak yang sudah mati ( tidak berfungsi ). Pada waktu kita tidur malam secara tidak sadar didalam otak kita mengalami suatu proses pengantaran sel-sel dalam otak yang mengakibatkan kita mengalami suatu mimpi yang padahal mimpi itu adalah kejadian yang baru kita alami pada hari-hari kemarin atau hari ini yang berakibat kita menganggap hal itu sudah pernah kita lakukan.

Dejavu merupakan hal yang selalu saja terjadi setiap kita bangun, berjalan atau saat kita tertidur. Dejavu sangat berkaitan dengan indera ke-6, mengapa demikian ?? dejavu merupakan kejadian yang akan terjadi waktu mendatang dan kita dapat melihatnya baik di alam bawah sadar, sedangkan indera ke-6 merupakan kelebihan seseorang untuk melihat kejadian di masa yang akan datang atau mendatang dan tanpa kita ketahui kapan kejadian dalam hidupnya itu akan terjadi, jadi intinya 70% manusia di bumi ini dapat melihat kejadian dalam hidupnya dimasa mendatang tanpa indera ke-6 dengan adanya “ Dejavu ” ini.

Mengungkap rahasia "Deja Vu"

§ misteri

§ mistery

Pernahkah kamu mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama perisis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya? Hal ini memang terkadang sangat membingungkan karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi namun kenapa bisa benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut orang dengan Déjà vu.

Berdasarkan penelitian, 70% manusia di bumi pernah merasakan déjà vu. Jadi, fenomena psikologis tersebut adalah hal yang sangat wajar dan bukan merupakan suatu kutukan atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang. Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya "pernah lihat". Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Di Yunani, fenomena ini disebut dengan paramnesia yang merupakan gabungan kata para artinya adalah "sejajar" dan mnimi artinya "ingatan".

Kenapa déjà vu bisa terjadi?

Pertanyaan yang mundul kemudian adalah mengapa déjà vu bisa terjadi? Jangan dulu berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita.

Contoh sederhananya suatu waktu kita dalam hati mendendangkan sebuah lagu. Lalu kita menyalakan radio dan di radio sedang dimainkan lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “déjà vu”. Padahal, ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik itu tadi.Ada lagi teori lain yang menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima

oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Déjà vu dipengaruhi usia

Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT , Susumu Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Macam-macam déjà vu

Déjà vu juga terjadi dalam berbagai bentuk ada yang hanya bisa mengingat secara samara-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian, dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri dari empat jenis yakni:

1. Déjà Vu

Déjà vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh.

2. Déjà Vécu

Perasaan yang terjadi pada Deja Vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.

3. Déjà Senti

Déjà Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh iya saya ingat!” atau “Oh iya saya tahu!” namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.

4. Jamais Vu

Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak.

5. Déjà Visité

Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangai sebelumnya tapi merasa pernah merasa berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat atau geografi..

Sebagian orang memang dapat merasakan seolah ia telah mengalami suatu kejadian sebelum ia menjumpai kejadian yang sesungguhnya di masa kini. Penyebab timbulnya perasaan ini, paling tidak, dapat ditinjau dari dua sudut pandang. Pertama, perasaan itu timbul karena ia telah lebih dari sekali 'melihat' kejadian tersebut di dalam mimpi. Perasaan jenis ini biasanya timbul ketika ia melihat kejadian aktual atau bangunan-bangunan baru yang usianya belum melebihi usianya sendiri. Kedua, perasaan itu timbul karena ia dapat mengingat sebagian atau seluruh pengalamannya di kehidupan yang lampau. Perasaan ini biasanya timbul ketika ia melihat barang atau bangunan kuno yang usianya melebihi usianya sendiri. Ada kemungkinan, dalam kehidupan lampaunya, ia pernah berhubungan dengan barang atau gedung tersebut. Dengan demikian, tidak semua perasaan selalu berhubungan dengan karma lampau seseorang atau kehidupannya di kelahiran yang sebelumnya.

Mohon maaf jika ada kata-kata yang salah saya ucapkan banyak terimakasih.

hanya ini yang bisa saya buat Semoga bermanfaat.

0 komentar: